- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Di era digital yang serba cepat seperti sekarang, aktivitas online semakin memudahkan kehidupan kita. Sayangnya, perkembangan teknologi juga dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan dengan berbagai cara. Modus penipuan online kini makin canggih, halus, dan sulit dikenali, bahkan oleh orang yang sudah berpengalaman sekalipun.
Agar Anda tidak menjadi korban berikutnya, penting untuk mengetahui dan memahami berbagai modus penipuan online terbaru yang sedang marak.
1. Penipuan Berkedok Investasi Cepat Untung
Modus ini menjanjikan keuntungan tinggi dalam waktu singkat, seringkali lewat media sosial atau aplikasi chat. Pelaku menawarkan "investasi bodong" seperti trading palsu, cryptocurrency ilegal, hingga bisnis fiktif.
Ciri-cirinya:
-
Janji untung besar tanpa risiko.
-
Testimoni palsu dari akun tidak jelas.
-
Meminta transfer dana ke rekening pribadi.
👉 Tips: Selalu cek legalitas usaha/investasi di OJK melalui situs https://www.ojk.go.id.
2. Phishing Melalui Link Palsu atau Email
Penipu mengirimkan email, SMS, atau WhatsApp dengan link yang mengatasnamakan instansi resmi (bank, marketplace, jasa ekspedisi). Begitu Anda klik dan isi data pribadi, informasi Anda bisa dicuri.
Ciri-cirinya:
-
Link tidak berasal dari domain resmi (contoh:
bni.co.id
menjadibni-veriflogin.com
). -
Desain web mirip aslinya, tapi palsu.
-
Meminta OTP, PIN, atau password.
👉 Tips: Jangan pernah klik link mencurigakan atau isi data penting di halaman yang tidak resmi.
3. Modus Lowongan Kerja Fiktif
Penipuan ini memanfaatkan keinginan orang untuk bekerja. Penipu menawarkan pekerjaan dengan gaji tinggi, lalu meminta korban membayar "uang administrasi", "uang seragam", atau "pelatihan online".
Ciri-cirinya:
-
Rekrutmen tanpa wawancara.
-
Menghubungi lewat WA tanpa email resmi.
-
Meminta transfer sejumlah uang di awal.
👉 Tips: Periksa reputasi perusahaan, dan jangan bayar apa pun untuk proses rekrutmen.
4. Pengiriman Aplikasi Berisi Malware
Pelaku mengirim file APK atau link unduhan aplikasi lewat WhatsApp atau DM media sosial. Setelah aplikasi diinstal, ponsel korban bisa diretas, bahkan rekening bisa dikuras.
Ciri-cirinya:
-
File dikirim secara tiba-tiba dan mendesak.
-
Alasan kirim aplikasi tidak masuk akal (contoh: “cek paket kamu lewat aplikasi ini”).
👉 Tips: Jangan instal file APK dari luar Play Store. Gunakan antivirus jika perlu.
5. Penipuan Jual Beli Online
Modus ini masih sering terjadi. Pelaku membuat toko palsu di media sosial atau e-commerce abal-abal. Setelah uang ditransfer, barang tidak dikirim atau penjual menghilang.
Ciri-cirinya:
-
Harga terlalu murah dari pasaran.
-
Tidak mau transaksi lewat platform resmi.
-
Hanya mau transfer bank langsung.
👉 Tips: Gunakan sistem pembayaran COD atau rekber (rekening bersama) di platform terpercaya.
6. Deepfake dan Modus Video Palsu
Dengan teknologi deepfake, wajah dan suara seseorang bisa dimanipulasi. Ini digunakan untuk menipu keluarga atau teman agar mentransfer uang.
Ciri-cirinya:
-
Video/foto kelihatan aneh atau tidak wajar.
-
Permintaan uang mendesak dari orang yang dikenal.
👉 Tips: Selalu konfirmasi secara langsung jika ada permintaan uang yang tidak biasa.
Kesimpulan
Modus penipuan online semakin kreatif dan sulit dibedakan dari yang asli. Oleh karena itu, kewaspadaan dan literasi digital adalah pertahanan utama Anda. Jangan mudah percaya dengan informasi atau tawaran yang terlihat menggiurkan. Cek, kroscek, dan verifikasi sebelum bertindak.
🔗 Dapatkan tips digital aman lainnya hanya di:
Selalu ingat, lebih baik waspada daripada menyesal!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar